Rasio Keuangan








Rasio keuangan atau rasio akuntansi adalah besaran relatif dari dua nilai numerik terpilih yang diambil dari laporan keuangan perusahaan. Sering digunakan dalam akuntansi, ada banyak rasio standar yang digunakan untuk mencoba mengevaluasi keseluruhan kondisi keuangan perusahaan atau organisasi lainnya. Rasio keuangan dapat digunakan oleh manajer dalam perusahaan, oleh pemegang saham saat ini dan pemegang saham potensial (pemilik) perusahaan, dan oleh kreditur perusahaan. Analis keuangan menggunakan rasio keuangan untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan di berbagai perusahaan.


Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio. Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu kegunaan yang penting adalah dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown ( 2004 ; 107 ) : “ Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan” analisa Laporan Keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan angka–angka dalam laporan keuangan dan trend angka –angka dalam beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan bagaimana akan terjadi dimasa yang akan datang.


Selain membantu manajemen dan pemilik dalam mendiagnosis kesehatan keuangan perusahaan mereka, rasio juga dapat membantu manajer membuat keputusan tentang investasi atau proyek bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mengambil, seperti akuisisi, atau ekspansi.

Banyak metode formal yang digunakan dalam penganggaran modal, termasuk teknik seperti
·         Nilai sekarang bersih
·         Indeks profitabilitas
·         Tingkat pengembalian internal
·          Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi
·          Anuitas setara

“SUMBER DATA” : Nilai yang digunakan dalam menghitung rasio keuangan diambil dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas atau (kadang-kadang) pernyataan perubahan ekuitas. Ini terdiri dari "laporan keuangan" perusahaan atau laporan keuangan. Data laporan didasarkan pada metode akuntansi dan standar akuntansi yang digunakan oleh organisasi.
TUJUAN DAN JENIS” : Rasio keuangan mengukur banyak aspek bisnis dan merupakan bagian integral dari analisis laporan keuangan. Rasio keuangan dikategorikan menurut aspek finansial bisnis yang rasionya diukur. Berikut beberapa Rasio keuangan :
1.      Rasio likuiditas mengukur ketersediaan uang tunai untuk membayar hutang.
2.      Rasio aktivitas mengukur seberapa cepat sebuah perusahaan mengubah aset non-kas menjadi aset tunai.
3.      Rasio hutang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka panjang.
4.      Rasio profitabilitas mengukur penggunaan aset perusahaan dan pengendalian pengeluarannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang dapat diterima.
5.      Rasio pasar mengukur respons investor terhadap kepemilikan saham perusahaan dan juga biaya penerbitan saham.Ini terkait dengan pengembalian investasi bagi pemegang saham, dan dengan hubungan antara return dan nilai investasi pada saham perusahaan.

  • Ratio Profitabilitas
    Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, diantaranya adalah :
    1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
      Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar persentase atau rasionya, artinya semakin baik kondisi keuangan perusahaan.
    2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
      Ukuran dari Laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan pengeluaran kecuali bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil dari perhitungan tersebut merupakan gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan. 
    3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
      Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah dikurangi bunga dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan. Semakin tinggi rasionya berarti semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba.
    4. Return On Assets (ROA)
      Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang dihitung adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).
    5. Return On Investment (ROI)
      Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap investasi yang telah dikeluarkan. Laba yang digunakan adalah laba yang telah dikurangi pajak atau EAT ( Earning After Tax ).
  • Ratio Likuiditas
    Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio likuiditas yang dapat digunakan, yaitu :
    1. Rasio Lancar (Current Ratio)
      Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya. Sebagai ilustrasi, apabila perbandingannya adalah 1:1 dimana artinya Current Ration-nya adalah 100%, berarti aktiva lancarnya memiliki jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua kewajiban lancarnya. Semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik.
    2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
      Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memasukan nilai persediaannya.
    3. Rasio Kas (Cash Ratio)
      Digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang dapat dengan mudah dan segera diuangkan.
  • Ratio Solvabilitas
    Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio solvabilitas yang dapat digunakan, yaitu :
    1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
      Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin rendah rasio ini artinya semakin baik bagi keuangan perusahaan, sebab keamanan dananya semakin baik.
    2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
      Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin kecil ratio ini maka akan semakin baik untuk perusahaan. Sebaiknya besarnya hutang tidak melebihi modal perusahaan itu sendiri

  • Ratio Aktivitas
    Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio aktivitas yang dapat digunakan, yaitu :
    1. Rasio Perputaran Piutang
      Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi perputarannya maka semakin baik pula bagi perusahaan.
    2. Rasio Perputaran Persediaan
      Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan maka semakin baik pula pengelolaan persediaannya.
    3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
      Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar rasio maka semakin baikbagi perusahaan 

    1. Rasio Perputaran Total Aktiva
      Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang bedakan adalah pada perhitungan kali ini, yang dihitung adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan.
(Diakses Tgl 20 Desember 2017)

SUMBER : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Produksi Perusahaan Indofood Makmur

MAKALAH KOPERASI “KOPERASI SIMPAN PINJAM WARGA SMK PGRI 1 TANGERANG”

Latihan Zahir